Minggu, 02 November 2008

Pipit adalah aku

terbangkah sudah daun yang gugur itu?
terlupakan sudah daun itu dari pucuk pohon
tempat ia dulu bermandikan cahaya ultraviolet

daun itu menjadi debu yang terurai
tercecar entah kemana angin bertiup
jika hujan tak mendesaknya untuk larut bersama tanah becek

daun adalah daun
dan kala gugur ia tetap daun

pipit adalah pipit
namun apakah saat gugur aku tetap pada jiwaku?
apa aku tetap pada dunia yang menguatkanku?

aku hidup dalam perenungan,
bukan perubahan.
itulah batasanku.
itulah hal yang membuat aku jatuh karena
aku seperti patung
yang hanya berubah saat erosi mendera

baik itu angin, air, asap,
aku tak merasa terkikis,
aku merasa bahwa aku ada untuk memilih.
merenung atau berubah?

sejenak aku minta tubuhku jadi ringan atau bersayap
agar aku bisa terbang.

terbang adalah impian
impian akan suatu perubahan di sela renunganku

pipit adalah burung
predator dalam rantai makanan
namun bukankah semua manusia adalah predator puncak?
yang kalah akan makhluk seperti cacing pengurai saat telah terbaring di tanah

inilah diriku
aku pengembara dalam alam lain yang disebut khayalan
di mana orang lain ngotot menyebutnya mimpi

aku menyebut otakku sebagi tempat arus listrik yang menggerakkan pikiran
kadang aku hancur
bangkit lagi
aku hancur namun aku mengabaikannya

aku bukan daun
aku bukan burung yang bisa terbang
aku adalah pipit yang bersiul di sawah
bersiul untuk menghibur diri
bersiul dalam uniknya tiap pikiran manusia

Tidak ada komentar: