Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
My komen:
Hidup di dunia yg fana ini ibarat cuma mampir sebentar saja. Tak habis minumnya direguk kadang kita sudah harus melanjutkan perjalanan. Kehidupan di planet bernama bumi ini hanya sebentar sekali. Semua yang hidup pasti mati dan kematian adalah guru terbaik kehidupan. Chairil menulis puisi ini mendekati akhir hayatnya. Mungkin ia telah merasa bahwa hidupnya tak akan lama lagi. Maka merugilah orang2 yg hanya berbuat kesia-siaan dalam hidupnya. Mempermasalahkan sesuatu yg sebenarnya tak perlu dipermasalahkan. Hidup itu untuk menebar manfaat bagi orang lain, alam, tidak hanya untuk diri sendiri. Tapi seringkali juga kita merasa bahwa yg kita lakukan telah memberi manfaat bagi diri sendiri namun sebaliknya malah membawa kerugian.
Maka itu ingatlah kawanku, kematian pasti adanya. Tak bisa ditolak, tak bisa ditunda. Kematian memang akhir dari kehidupan yang fana ini, namun kematian jug a yang merupakan pintu menuju kehidupan abadi yang tak akan sanggup dibayangkan lamanya oleh akal pikir manusia.
Senja di Pelabuhan Kecil
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
My komen:
Terus terang saja aku tu orangnya ngeyel. Merasa kesepian terus dan inilah puisi yg menggambarkan hidupku. Berada dalam dunia yg sedang malas mencari cinta. Kalau lagi pengen sendiri aku selalu baca puisi ini. Menenangkan.
Kalau tak ada yang namanya cinta lalu yang ada di dunia ini disebut dengan apa?
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
My komen:
Puisi yg penuh semangat dan gelora. Selama ini aku terlalu mengabaikan yg namanya luka. Kubiarkan luka itu terlupakan lalu pada suatu saat ingatanku terkoyak kembali dan kurasakan kembali luka itu. hahahaha.
DOA
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
My komen:
Allah Maha Besar. Ar-Rahman. Ar-Rahim.
Siapa yg suka puisi2 Chairil Anwar? Keempat puisi di atas merupakan karya Chairil yg paling berpengaruh dalam hidupku.
Jika kau tak bisa berperang dengan tenaga maka berperanglah dengan kata2 yg disertai kerja akal pikiran.
Hidup ini indah.
Life is wonderful.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar